Nggak cuma sinar UV A atau UV B yang harus kita waspadai, ternyata blue light dari gadget juga punya efek buruk buat tubuh kita lho.
Ah, ternyata cahaya jauh lebih kompleks dari yang kita kira! Alih-alih menggalakkan diri buat pakai sunscreen biar terhindar dari bahaya sinar UV A dan UV B, ternyata ada lagi cahaya yang perlu kita waspadai dan ternyata dekat banget sama kita. It’s the blue light, dan sumber terdekatnya ada pada smartphone, laptop, atau perangkat digital lainnya yang sering kita pakai.
APA SIH BLUE-LIGHT ITU?
Sinar matahari mengandung sinar cahaya merah, oranye, kuning, hijau dan biru dan banyak corak dari masing-masing warna ini, tergantung dari energi dan panjang gelombang dari masing-masing sinar (juga disebut radiasi elektromagnetik). Semakin pendek gelombangnya, semakin besar juga energi yang dihasilkan. Gabungan spektrum sinar cahaya berwarna ini menciptakan apa yang kita sebut sinar matahari.
Salah satu cahaya yang punya gelombang pendek dan energi besar adalah blue light. Blue light adalah sinar berwarna biru yang spektrumnya bisa kita tangkap oleh mata, dan dibuat untuk menerangi layar perangkat digital kayak televisi, laptop, PC, smartphone, tablet, dan perangkat gadget lainnya. Sinar biru juga bisa kita temui lewat sinar matahari, yang walaupun berwarna putih tapi pancarannya bisa membuat kita terbangun dari tidur dan terjaga. Karena punya gelombang energi yang besar, blue light tentunya punya efek negatif yang punya pengaruh besar juga buat Kesehatan tubuh kita, terutama di area mata dan kulit yang terpapar sinar ini setiap hari walaupun berada di dalam ruangan.
BAHAYA BLUE LIGHT
Menurut penelitian, blue light sebenarnya punya beberapa manfaat buat tubuh kita, seperti ningkatin energi dan respon kewaspadaan, ningkatin memori dan fungsi kognitif, juga ningkatin mood. Tapi banyak yang nggak sadar kalau paparan blue light punya pengaruh yang besar banget buat organ tubuh kita, karena blue light bisa berbahaya banget kalau kita terkena pancarannya secara berlebihan. Dikaji secara ilmiah, paparan blue light mengurangi produksi hormon melatonin yang bekerja untuk merangsang rasa kantuk di tubuh kita. Begitu hormon ini berkurang, maka rasa ngantuk pun juga berkurang. Padahal mata dan badan udah lelah banget, kita nggak akan bisa mengantuk tanpa adanya hormon melatonin.
Misalnya aja saat kita terkena paparannya pada malam hari, entah itu karena keasyikan main smartphone, laptop, atau tablet, padahal di waktu tersebut harusnya kita tidur dan beristirahat. Seperti yang udah ditulis di atas tadi, sifat dari spektrum blue light sama seperti siang hari, yaitu membuat tubuh kita terjaga. Begitu tubuh kita terpapar cahaya ini di malam hari, akibatnya kita menjadi sulit merasa ngantuk atau tidur, dan pastinya akan berdampak pada kesehatan kita. Makanya itulah kenapa kita sering kebablasan saat main smartphone di malam hari, kan? Tiba-tiba udah pagi aja tanpa ngerasa ngantuk sama sekali.
Nah, begitu kita kesulitan untuk tidur, waktu yang harusnya kita pakai buat istirahat jadi berkurang dan akan bikin gangguan kesehatan di tubuh kita. Mulai dari kelelahan, mata panda, kulit yang terancam penuaan dini, sehingga keesokan harinya kita jadi nggak produktif dan nggak semangat ngejalanin hari. Selain itu, efek buruk blue light juga bisa berdampak sama kesehatan kita yang lain, sepert meningkatnya risiko kanker, penyakit jantung, depresi, dan juga kerusakan mata permanen. Kebayang nggak kalau hal ini terjadi terus setiap hari?
HARUS BAGAIMANA UNTUK MENGATASI MASALAH BLUE LIGHT?
Ada beberapa cara nih yang bisa kita lakukan, seenggaknya untuk mengurangi jumlah blue light memapar tubuh kita:
Foto: Shutterstock, AMD: age-related macular degeneration