MY LOOKS
MY BODY
MY LIFE
WHAT'S NOW
I AM FAST 3000
SOFTEX FOR UNICEF
FIRST PERIOD
PRODUCT
What's Now
WHAT'S NOW

Revenge Porn, Bentuk Kekerasan Seksual Digital

revenge-porn-bentuk-kekerasan-seksual-digital

Semakin berkembangnya dunia digital, semakin meningkat pula kejahatan berbasis gender siber (KBGS), salah satunya revenge porn. Salah satu contohnya, kasus disebarnya video private artis GA yang terjadi tahun 2020 lalu. GA yang notabene adalah korban, malah diserang dan direndahkan.

 

Selain GA masih ada banyak perempuan yang mengalami revenge porn, tapi sebenarnya apa sih revenge porn itu?

 

APA ITU REVENGE PORN?

revenge-porn-bentuk-kekerasan-seksual-digital

Menurut Komnas Perempuan, revenge porn atau non consensual sharing of intimate contents, adalah tindakan penyebaran materi berbentuk foto atau video intim (privasi) milik seseorang secara online tanpa izin, sebagai bentuk usaha balas dendam dan tujuannya buat mempermalukan, mengintimidasi, sampai merusak hidup korban.

Selain membagikan ke online, pelaku yang punya atau sudah mendapatkan konten private milik korban, bukan gak mungkin juga akan menjualnya ke media sosial seperti Instagram, Twitter, Telegram, bahkan ke situs porno demi mendapatkan uang.

Walaupun udah sering terjadi tapi kasus revenge porn gak terlalu familiar di telinga masyarakat kita, karenanya banyak yang kurang mengerti dan waspada akan hal ini. Padahal dari data Komnas Perempuan, ada peningkatan yang signifikan dari tahun 2019, yang “hanya” 126 kasus meningkat jadi 510 kasus di tahun 2020. Di tahun 2021 sendiri, ada 836 kasus Kekerasan Berbasis Gender Siber (KBGS) yang 71 diantaranya adalah kasus revenge porn yang semua korban (yang melapor) adalah perempuan.

 

SIAPA AJA YANG BISA JADI KORBAN?

Dari Liputan6.com dan Kemenkopmk.go.id, 1 dari 4 perempuan mengelami kekerasan fisik atau seksual dengan rentang usia 15-64 tahun. Sedangkan 34%-41,05% adalah usia anak-anak 13-17 tahun, perempuan dan laki-laki.

Yup. Walapun banyak perempuan yang mengalami revenge porn, tapi jangan salah. Laki-laki juga bisa jadi korban revenge porn lho. Dilansir dari Unpad.ac.id, ada beberapa akun (Twitter, Telegram, etc.) yang dengan bebas menyebar dan memperjual belikan konten pribadi milik laki-laki. Sedihnya, sebagian korban bahkan masih di bawah umur. Pelaku bilang, dia mendapatkan konten pribadi korban dari aplikasi games online dan TIktok.

 

KENAPA REVENGE PORN BISA TERJADI?

revenge-porn-bentuk-kekerasan-seksual-digital

Alasannya macam-macam, tapi yang paling sering terjadi adalah untuk balas dendam karena sakit hati diputuskan atau sekedar ingin memeras korban tanpa memedulikan keadaan korban. Seperti yang ditemukan oleh peneliti dari Universitas Michigan Amerika Serikat, sejumlah pelaku dan admin situs porno melakukan peretasan komputer untuk mendapatkan foto privasi dari beberapa korban yang kebanyakan perempuan, dan menyebarkannya untuk memeras mereka.

Ancaman dan pemerasan ini pun bergulir seperti bola salju. Korban yang sudah gak berdaya akan melakukan apapun yang diminta pelaku demi foto atau videonya gak tersebar, akhirnya pelaku semakin punya bahan ancaman dan bakal terus menekan korban.

Dari BBC.com, komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi bilang kalau kekerasan ini muncul gak lepas dari relasi gak setara antara laki-laki dan perempuan ketika mereka menjadikan tubuh perempuan itu objek atau komoditas, dan teknologi mempermudah dan mempercepat hal tersebut. 

Tapi, mau korbannya perempuan ataupun laki-laki, dampak yang dialami oleh korban sangatlah besar. 

 

KAYAK APA SIH DAMPAKNYA KE KORBAN?

revenge-porn-bentuk-kekerasan-seksual-digital

Tindakan yang dilakukan pelaku tentunya berisiko besar menimbulkan gangguan mental serius pada korban. Hampir 93% korban akan mengalami hal:

       Trauma

●       Gangguan kecemasan

●       Depresi

●       Post-traumatic stres disorder (PTSD)

●       Mengisolasi diri

●       Tidak berharga dan tidak diinginkan

●       Merasa bersalah

Korban yang mengalami hal di atas gak bisa berfungsi secara normal. Jangankan untuk bekerja, mereka bahkan gak mampu untuk menjalani hidupnya sehari-hari.

Kondisi korban revenge porn yang mengenaskan ini bisa dilihat di film Netflix yang bercerita tentang kasus nyata kejahatan seksual terbesar Korea Selatan, Cyber Hell atau di drama Taxi Driver yang mengangkat tentang penyebaran video intim dari perusahaan yang berkedok kantor digital. Bahkan gak sedikit korban memilih untuk mengakhiri hidupnya karena putus asa.

 

revenge-porn-bentuk-kekerasan-seksual-digital

APA YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK MENCEGAH REVENGE PORN?

Meningkatnya kasus KBGS yang kebanyakan pelakunya adalah mantan pacar atau mantan pasangan, bahkan orang terdekat kita disebabkan rendahnya literasi digital terkait perlindungan data pribadi.

Dan gak banyak yang menyadari kalau ada hal yang sebaiknya gak dibagikan ke pacar, suami, dan juga dibagikan ke platform digital. Entah itu foto privasi ataupun foto keluarga yang terlihat 'innocent' sekalipun, akan lebih baik untuk gak menaruhnya ke platform digital. 

Dilansir dari PandaSecurity dan VPN Overview, ini yang bisa kita lakukan untuk mencegah revenge porn:

Jangan pernah membagikan foto intim dengan SIAPAPUN! Jangan post di sosmed, jangan sharing di private message, chat, etc. Mau se-percaya apapun kamu ke orang tersebut, masih ada kemungkinan orang itu dihack yang membuat foto kita tersebar.

Hindari ngambil foto atau video eksplisit tubuh kita. Gak mau konten kita tersebar, ya paling baik gak bikin kontennya sama sekali. Ini adalah cara terbaik kalau kita gak mau orang lain melihatnya. Terkecuali, kalau kita udah sadar sepenuhnya akan risikonya.

Bilang dengan tegas ‘TIDAK’ sama pasangan kalau mereka mau ambil foto atau merekam kegiatan seksual kita. PLEASE berpikir jernih, pelaku kekerasan seksual lebih dari 50%-nya adalah pasangan (pacar/suami) kita atau orang yang kita kenal lho. This number speak a lot.

Kalau kita mau ambil foto eksplisit, UBAH FOTONYA. Ubah total, sehingga identitas kita gak sepenuhnya terlihat dan gak mudah untuk diidentifikasi orang.

Lindungi devices dan sosial media kamu. Kebanyakan orang menganggap enteng double protection password di sosial media dan berpikir kalau mereka gak akan jadi target hacker. Tapi percaya deh, SIAPAPUN TERMASUK KITA atau KAMU BISA JADI KORBAN REVENGE PORN!

 

APA YANG HARUS DILAKUKAN KORBAN?

Kalau kita jadi korban, ini yang bisa kita lakukan:

Bicarakan dengan orang terdekat yang bisa dipercaya. Ini langkah pertama yang zuzurly sangat berat dan gak mudah. Tapi ingat, dipendam sendirian malah akan memperburuk situasi dan kondisi kita sendiri. Apakah kamu rela melihat pelaku senang-senang bebas berkeliaran nyari mangsa lain sementara kita terpuruk sedih di pojokan kamar? 

Simpan bukti-bukti penyebaran konten. Kita boleh menonaktifkan media sosial biar gak kepikiran, tapi sebelumnya simpan tiap intimidasi yang kita dapat. Mau itu bentuknya chat, DM, respon, APAPUN. Ini akan jadi bukti kita untuk menjerat pelaku.

Minta bantuan lembaga hukum atau lembaga perempuan. Karena sudah hak kita sebagai korban untuk mencari keadilan. Laporkan apa yang kita alami ke Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) yang ada di daerah setempat.

Note: dari cerita korban yang dishare di website Unpad.ac.id, perjalanan mencari keadilan akan gak mudah dan berliku. Tapi jangan menyerah!

Cari bantuan psikolog. Kalau kita merasa takut, rendah diri, bersalah, dan depresi dengan diri sendiri. Psikolog bisa jadi salah satu support system yang baik untuk ngasih konseling dan pemulihan dengan trauma yang kamu hadapi.

 

Dan buat kamu yang bukan korban, dukung sepenuhnya korban siapapun dia. Big NO for victim blaming! Jangan sampe mental korban yang udah jatuh, semakin jatuh karena kita gak bisa menjaga ucapan dan bilang “kamu sih, udah dibilangin abcde…”

 

ADA HUKUMANNYA GAK BUAT PELAKU REVENGE PORN?

Ada. Dengan telah disahkannya Rancangan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS), pelaku revenge porn bisa terbukti bersalah terancam hukuman 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp300 juta.

Tetap selalu berhati-hati dan bijaksana untuk sharing hal apapun tentang diri kamu, mau ke pada siapapun itu. 


Foto: Shutterstoc, Cyber Hell Doc.

Prev
Next

Bagikan artikel ke :