Menurut IDAI (Indonesian Pediatric Society), kesehatan reproduksi remaja nggak cuma berhubungan dengan seks aja, tapi juga berkaitan dengan kondisi fisik, mental, bahkan sosial remaja itu sendiri.
Remaja kayak kita yang punya rasa penasaran tinggi cenderung ingin mencoba hal baru, apapun itu, tanpa memikirkan tentang resikonya. Dan nggak jarang hal ini bisa nimbulin masalah, termasuk masalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi biasanya selalu dikaitkan dengan hubungan seksual yang membuat orang tua ngerasa sungkan (bahkan tabu) untuk membicarakan hal tersebut, padahal sebagai anak kita juga berhak tahu mengenai kesehatan reproduksi kita sendiri. Karena kesehatan reproduksi berkaitan dengan seluruh hal, bukan cuma hubungan seksual belaka. Karenanya, remaja yang nggak memiliki pengetahuan cukup melakukan hal-hal yang bisa mengakibatkan masalah kesehatan reproduksi tanpa disadari karena rasa penasaran. Itulah mengapa PENDIDIKAN SEKS ITU PENTING UNTUK DILAKUKAN. Selain supaya remaja terhindar dari berbagai risiko seks, juga terhindar dari 5 masalah kesehatan reproduksi remaja yang jadi perhatian di bawah ini.
SEKS BEBAS
Pas puber rasa ketertarikan kita dengan lawan jenis mulai muncul, sehingga timbul rasa keinginan untuk berdekatan termasuk melakukan hubungan fisik (seks). Terlepas dari pengaruh teman, lingkungan, ataupun konten-konten negative di yang bisa kita dapatin lewat internet, rasa penasaran yang tinggi tanpa adanya pengetahuan yang benar dari orang dewasa membuat kita sebagai remaja jadi ingin merasakannya sendiri. Yang berawal dari sekedar hubungan pertemanan, kemudian lanjut ke pacaran, apapun bisa jadi pemicu terjadinya seks bebas.
Sebagian besar dari remaja kurang punya kesadaran dengan konsekuensi seks bebas yang dilakukan. Padahal dengan melakukan seks bebas kesehatan reproduksi kita jadi taruhannya. Seks bebas bisa nimbulin risiko kehamilan yang nggak diinginkan, tertular penyakit kelamin, tertular HIV/AIDS, dan lain sebagainya.
Dilansir dari IDAI, diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian IMS (infeksi menular seksual) yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan usia 15 tahun ke atas. Selain itu, ada banyak risiko seks
KEHAMILAN YANG NGGAK DIINGINKAN
Salah satu akibat dari seks di luar nikah adalah kehamilan yang nggak diinginkan. Masih ingatkan dengan film DUA GARIS BIRU di mana Dara hamil oleh Bima dan dia harus mengorbankan masa mudanya. Sebagian besar kehamilan pada remaja bukan sesuatu yang direncanakan, ataupun diinginkan. Ada beberapa factor kenapa kehamilan remaja bisa terjadi. Mulai dari kurangnya pengetahuan akan seks, pemerkosaan, hingga nggak menyadari akan risiko seks. Kehamilan yang nggak diinginkan bisa berujung pada gangguan mental si calon ibu akibat stress, kesehatan calon ibu dan anak yang terganggu, putus sekolah sehingga mempengaruhi masa depan dan usia produktivitas. Ini belum ditambah kita bisa dapet pandangan negative dari masyarakat bahkan keluarga sendiri.
ABORSI
Aborsi bisa diartikan sebagai tindakan menghentikan kehamilan dengan sengaja sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum kehamilan 20 minggu atau berat janin masih kurang dari 500 gram) tanpa adanya indikasi medis yang jelas. Dari IDAI, saat ini di Indonesia terjadi 2,6 juta aborsi tiap tahunnya dan sebanyak 700 ribu diantaranya pelakunya adalah remaja, wah. Itu adalah angka yang dilaporkan atau ketahuan, yang artinya tindakan aborsi yang dilakukan remaja bisa lebih daripada angkat tersebut.
Aborsi yang dilakukan remaja seringkali dilakukan tanpa pengawasan medis yang tepat dan nggak aman. Bahkan bisa jadi orang tuanya sendiri nggak tahu kalo anak remajanya melakukan aborsi. Aborsi bisa nyebabin masalah kesehatan reproduksi yang serius. Dari rusaknya alat kelamin, timbul reaksi emosional seperti depresi bahkan gangguan mental karena rasa bersalah. Belum lagi, risiko kematian. Masalah kesehatan reproduksi remaja untuk point ini bisa dibilang sangat memprihatinkan.
PERNIKAHAN DINI
Ada alasan kenapa pemerintah atau BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) menetapkan usia pernikahan ideal untuk perempuan adalah 19-21 tahun atau lebih. Karena usia ini dinilai sudah cukup matang baik secara fisik maupun mental. Pernikahan nggak sekedar menyatunya perempuan dan laki-laki, nggak segampang itu untuk bilang “aku mau nikah aja ah!”. Karena ada tanggung jawab besar yang harus diemban ketika kita berumah tangga. Apalagi ketika kita dihadapkan pada pernikahan dini, terlepas dari apapun alasannya, secara fisik dan mental kita belum siap. Secara mental kita yang masih remaja masih belum siap untuk ngemban tanggung jawab sebagai istri, dan secara fisik, tubuh kita belum siap untuk mengandung. Ibu remaja rentan dengan risiko kehamilan, seperti eclampsia, infeksi, endometriosis, dan lain sebagainya. Bukan cuma ibu, bayi kita pun juga akan ngalamin risiko seperti berat badan rendah, kelahiran premature, sampe ke kondisi kesehatan yang nggak sempurna.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Melalui hubungan seks di luar pernikahan tanpa adanya perlindungan atau kondom, remaja rentan ngalamin penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, herpes, sipilis, bahkan HIV/AIDS. Dilansir dari Liputan6, selama ini Pendidikan seks di Indonesia hanya terbatas pada pencegahan HIV/AIDS, tapi masih banyak yang nggak paham tentang penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, para remaja sendiri masih banyak yang percaya dengan informasi dan stigma yang salah tentang orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Remaja sangat minim pengetahuan tentang penyakit menular seksual di luar HIV, dan studi yang dilakukan oleh dokter Helena Rahayu Wonoadi, Direktur CSR Reckitt Benckiser juga nemuin kalo Pendidikan seks pada remaja di Indonesia mulai diperkenalkan di usia 14 – 18 tahun, padahal remaja sendiri udah ngalamin pubertas di usia 12 – 17 tahun.
Masalah kesehatan reproduksi remaja adalah masalah serius. Kita sebagai remaja walaupun punya rasa ingin tahu sangat tinggi terutama seputar hubungan seks, ada baiknya bertanya langsung ke mama papa atau orang dewasa yang bisa kita percaya. Kalo kamu, para Happy Females masih bingung dan punya berbagai pertanyaan jangan ragu untuk drop komen atau hubungi Happifyourworld via direct message di Instagram @happifyourworld ya!
Love your body!
Foto: Shutterstock