Cegah Pelecehan Seksual Di Tempat Umum!
Menurut data Komisi Nasional Perempuan, tercatat 35% cewek yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual di tahun 2019. Tentu ini bukan angka yang kecil, karena persentase kasus kekerasan seksual ini mencapai hampir sebanyak 3.000 kasus.
Kekerasan dan pelecehan terhadap cewek udah sering jadi topik panas yang ada di masyarakat. Tapi walaupun banyak banget kasus yang akhirnya terangkat ke media, masih banyak dari kita yang belum benar-benar aware sama berbagai tindakan pelecehan seksual yang ditujukan kepada cewek. Bahkan, tindakan pelecehan itu sendiri bisa ada di sekitar dan menimpa kita sendiri tanpa disadari. Yuk kenali lebih jauh soal apa aja yang termasuk sebagai pelecehan seksual supaya kita terhindar dan nggak jadi salah satu korbannya!
Pelecehan Seksual Nggak Hanya Pemerkosaan
Secara general, pelecehan seksual merupakan tindakan terlarang yang mengandung unsur seksual atau mengarah pada seksualitas si korbannya. Nggak hanya orang dewasa, pelecehan seksual juga rentan dialami sama anak-anak dan remaja, baik cowok ataupun cewek dengan lawan ataupun sesama jenisnya.
Selama ini, kita mungkin berpendapat kalau pelecehan seksual terhadap cewek adalah di mana korban mengalami tindakan secara aktivitas seksual seperti pencabulan ataupun perkosaan, di mana udah adanya tindakan penetrasi kelamin dengan kelamin. Tapi sebenarnya, menurut Komnas Perempuan pelecehan seksual itu punya banyak macamnya, mulai dari pelecehan secara fisik, verbal, perilaku, hingga tindakan yang melibatkan teknologi dan dunia maya. Mungkin kita sendiripun nggak terlalu sadar kalau hal-hal ini juga termasuk pelecehan seksual.
- Pelecehan non fisik. Bisa berupa catcalling atau panggilan, siulan, dan main mata yang memberi kesan menggoda dan seksual. Hal ini bisa jadi yang paling sering kita alami, tapi juga paling sering kita tolerate. Kita cenderung membiarkan dan abai terhadap para pelaku ketika mereka melakukannya di jalan, walaupun sebenarnya kita terganggu banget.
- Pelecehan verbal, dengan ucapan dan kata-kata yang mengandung konteks seksual. Nggak hanya kata-kata yang diucapkan secara langsung, tapi juga ucapan yang disampaikan lewat media apapun. Inget kasus aktor Galih Ginanjar, Pablo Benua, dan Rey Utami yang akhirnya ditangkap karena dianggap melecehkan mantan istri Galih karena mendeskripsikan aroma kelaminnya seperti ikan asin lewat video YouTube? Begitu juga dengan kasus Ibu Baiq Nuril yang dilecehkan oleh bosnya melalui sambungan telepon.
- Pelecehan gender, yang berupa pernyataan dan perilaku dengan maksud menghina dan merendahkan cewek. Misalnya mengomentari bagian tubuh, bikin jokes cabul tentang cewek, hingga komentar menghina cewek secara seksual.
- Pelecehan menggoda. Menurut Komnas Perempuan, perilaku ini merupakan perilaku yang sifatnya menggoda korban dengan ajakan-ajakan yang menjurus pada tindakan seksual dan bersifat memaksa dan berulang-ulang. Misalnya ngajak pergi berduaan dengan nada menggoda, tapi walaupun udah ditolak tetap aja maksa.
- Penyuapan atas tindakan seksual, yang biasanya rentan banget terjadi pada korban anak-anak karena pelecehan ini dilakukan dengan iming-iming imbalan agar si korban mau melakukan ajakan berunsur seksual.
- Pemaksaan seksual, yaitu memaksakan perilaku yang menyangkut hal seks dengan ancaman tertentu terhadap korban. Misalnya pemecatan seseorang kalau nggak mau menuruti aktivitas seksual, hingga ancaman pembunuhan terhadap korban.
- Pelecehan fisik, yang merupakan pelanggaran seksual berat seperti menyentuh, mencolek, merasakan, atau meraih secara paksa, juga penyerangan seksual.
- Pelecehan non-verbal, bisa berupa tindakan mempertontonkan hal-hal bersifat seksual dan porno, gerakan, hingga dan isyarat yang bersifat melecehkan dan merendahkan secara seksual.
Dari poin-poin di atas, keliatan kan betapa banyaknya tindakan yang bisa tergolong jadi pelecehan seksual dan kita harus bener-bener aware sama masalah ini. Bukan berarti kita jadi sensitif, tapi kita juga perlu ngambil sikap supaya nggak disembarangin hanya karena kita perempuan.
Pelecehan Seksual Bisa Dicegah Dan Atasi, Asalkan...
Banyak korban kekerasan dan pelecehan seksual justru ogah untuk melapor dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Akibatnya, kasus demi kasus makin banyak yang muncul karena kurangnya pemahaman dan penanggulangan atas kejadian pelecehan seksual yang terjadi. Adanya tekanan sosial, malu, dan juga hukum yang belum pro terhadap cewek jadi pemicu kenapa angka kasus pelecehan seksual masih tinggi banget. Di satu sisi, hal ini juga bikin korban tersudutkan dan tertekan, bahkan hingga depresi.
Nggak ada satupun cewek yang mau jadi korban pelecehan seksual. Sebelum terjadi, kita bisa melakukan cara-cara ini untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual dari segi tindakan apapun.
- Aware is the key! Kita nggak akan pernah tau kapan dan bagaimana pelaku pelecehan seksual bakal menyerang korbannya. Jadi usahakan untuk selalu waspada di manapun dan kapanpun. Tapi bukan berarti kita jadi super was-was dan curigaan, tapi lebih kepada tau apa yang harus kita lakukan kalau-kalau ada ‘serangan’ dari pelaku pelecehan seksual. Kita juga boleh banget mensenjatai diri dengan peralatan untuk membela diri kayak pepper spray yang selalu ada di tas.
- Jangan takut untuk speak up dan tegas. Pelaku pelecehan seksual biasanya menyasar korban yang terlihat lemah dan nggak akan melakukan apa-apa kalau mereka terkena pelecehan secara seksual. Begitu juga sebaliknya, kita bisa memotong jalur niat mereka untuk lebih jauh saat kita nunjukkin sikap tegas dan nggak takut untuk menolak kalau-kalau mereka terlanjur melakukannya ke kita. Ada yang catcalling, pelototin balik aja sambil marah. Ada yang godain menjurus, tunjukkin sikap kita nggak suka. Nothing’s wrong with that, karena itu demi keselamatan kita.
- Edukasi orang-orang sekitar kita betapa pentingnya untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual. Kita mungkin udah dalam tahap aware, tapi nggak menutup kemungkinan kalau orang-orang di sekitar kita masih clueless, takut, bahkan abai untuk tau penanggulangan pelecehan seksual. Karena bentuk pelecehan seksual bisa beragam dengan orang-orang yang berbeda pula, bisa orang asing yang ketemu di jalan, bahkan sampai keluarga atau kerabat dekat sekalipun.
- Bantu orang-orang yang kita tau sebagai korban dari pelecehan seksual. Dukungan jadi hal yang penting banget untuk para korban pelecehan seksual, dan bentuknya bisa bermacam-macam untuk membantu proses pemulihan fisik dan psikisnya.
Sebaliknya, kalau kamu adalah salah satu korban dari pelecehan seksual, cara ini mungkin bisa membantumu untuk kembali bangkit di masa-masa pemulihan.
- Nggak menyalahkan diri sendiri. Menjadi korban bukanlah posisi yang patut untuk disalahkan secara sepihak. Korban pelecehan seksual pun nggak spesifik dilihat karena seseorang memakai pakaian tertutup atau terbuka, bare face atau full makeup, gemuk atau kurus, dan sebagainya karena hal ini bisa menimpa siapapun.
- When it happens to you, jangan segan dan takut untuk ngomong dan melaporkan kejadian. This might be hard, tapi dengan kita berani untuk speak up udah jadi langkah terbaik untuk memberi efek jera pada pelaku agar nggak terjadi pelecehan seksual yang sama. Diam aja dan nggak melapor malah justru akan menjadi beban berat yang kita topang sendiri. Kalau kamu nggak berani untuk langsung lapor, kamu bisa menceritakan hal ini pada orang terdekat kamu.
- Minta bantuan dari orang-orang terdekat untuk memberi dukungan, ataupun bantuan psikolog jika kamu merasa membutuhkan dukungan untuk psikis dan mental secara profesional. Dengan begitu, kita jadi lebih tau langkah selanjutnya untuk memulihkan kondisi kita pasca musibah yang terjadi pada kita.
Foto: Shutterstock