Banyak yang nyangka burnout syndrome itu stres biasa, padahal nggak lho. Burnout syndrome adalah stres kronis yang bisa mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Burnout syndrome bisa terlihat kalo kita udah mulai ngerasa lelah fisik maupun emosional, dan nggak jarang ini mempengaruhi produktivitas kita dalam beraktivitas. Ngerjain segala sesuatu jadi berat, untuk bangun tidur aja rasanya tuh super males banget dan biasanya terjadi dalam jangka waktu lama.
Selain itu apalagi ya tanda-tanda burnout? Berikut adalah 5 tanda burnout syndrome dan gimana cara mengatasinya.
Dikit-dikit ngamuk. Kalo kita ngerasa kejadian hal sepele, misalnya internet loading cuma lelet 2 detik dari biasanya aja bikin kita marah besar, udah bisa dipastiin kalo stres level udah pada puncaknya.
Sedihnya, jadi manusia sumbu pendek itu nggak cuma ngefek ke kita aja, tapi juga ke orang sekitar yang sialnya kena pelampiasan. Biarpun sumber stres kita bisa berakhir, nggak jarang suatu relationship juga bisa ikutan berakhir karena alasan ini.
Apa yang harus dilakukan?
Ketika rasa burnout memuncak, emosi kita juga nggak bisa terkendali dan menumpuk yang suatu saat bila dipicu akan tumpah ruah. Saat seperti ini, ambil waktu sendiri. Ke kamar mandi (dan teriak sekencang-kencangnya) atau jalan keluar ke alam terbuka untuk hirup udara segar. Luangkan waktu 3-5 menit buat nenangin diri daripada buang-buang waktu untuk adu mulut sama orang yang (mungkin) aja nggak tahu kita lagi stres berat.
Pay attention to our thoughts and expectations. Perhatikan apa yang kita pikir dan ekspektasikan. Kalo kita berpikir semua bakal dan nggak berjalan lancar, udah pasti hasilnya juga akan sesuai yang kita pikirin.
Apa yang harus dilakukan?
Negative ideas are just ideas, bukan kenyataan. Kalo di pikiran kita muncul pikiran negative, lawan dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Ubah mindset, “semuanya bakal salah!” dengan “kalau gue lakukan seperti ini sepertinya akan berhasil!”
Kalimat seperti ini akan membuka mindset kita dengan berbagai kemungkinan untuk menyelesaikan masalah, bukan menjadikannya masalah itu sendiri. Ingat, masalah itu adalah kesempatan kita buat mengembangkan diri.
Nggak ngerasa antusias buat melakukan sesuatu, termasuk urusan rutinitas seperti sekolah dan kerja. Bangun pagi jadi hal yang paling ngeberatin dalam hidup, rasanya ingin tiduran aja sehari semalam dan nggak mau melakukan apapun.
Apa yang harus dilakukan?
Saatnya kita melakukan self-care! Kalo memungkinkan, ambil waktu untuk diri sendiri buat liburan. Mau traveling atau sekedar staycation, pastikan ada waktu di mana kita bisa pampering ourselves.
Kita nggak bisa melawan hal yang terjadi secara alami, seperti sistem tubuh di mana otak butuh tidur 7-9 jam buat nge-charge dan memperbaiki semua organ tubuh supaya tubuh bisa bekerja optimal. Ketika kita stres dan bekerja berlebihan dalam waktu lama, system tubuh akan sedikit demi sedikit akan rusak yang mengakibatkan insomnia, kelelahan, selalu mengantuk, dan hilang focus atau daya konsentrasi. Hal ini tentu aja berefek ke produktivitas kerja.
Apa yang harus dilakukan?
Atur jadwal kita dengan detail. Kalo aktivitas kita nine to five, pastikan semua pekerjaan selesai di jam 5 sore, kalo pun misalnya harus overtime, berikan spare waktu 2 jam sehingga kita bisa selesai jam 7 malam.
Hindarin ngebuka gadget ketika kita udah mau tidur, redupkan atau matikan lampu setidaknya 30 menit sebelum tertidur supaya badan bisa rileks (oh iya, jangan makan berat 3 jam sebelum tidur ya).
Slow down. Otak kita juga punya waktu produktifnya sendiri jadi jangan dipaksa untuk bekerja dan berpikir keras setiap kita mau tidur.
Apakah pernah ngerasa rutinitas yang kita jalanin bikin kita overwhelmed (kewalahan) dan cemas, hingga berakhir rasa panik berlebihan dan nggak tahu harus ngapain? Akhirnya kita hanya bisa stuck, bingung, dan rasanya mau nangis aja.
Apa yang harus dilakukan?
Did you know, hal besar itu terbentuk dari kumpulan hal kecil. Break down hal besar tersebut menjadi hal-hal kecil dan kerjakan sedikit demi sedikit (mencicil). Jangan mengerjakan segala sesuatunya sekaligus. Kalopun kita mendapat dua pekerjaan dalam waktu bersamaan, bagi waktu mana yang harus diprioritaskan duluan. Makan pizza aja harus segigit demi segigit, jadi nggak usah terburu-buru.
Ketahui apa alasan yang bikin kita jadi ngerasa cemas berlebihan. Seringkali pikiran negative kita bilang “aku nggak akan bisa ngerjain ini!” atau “udah deh, lo tuh pasti nggak bisa.” Duh shut up those negative thoughts! Kalo nggak dicoba ya nggak akan tahu hasilnya kok. Nothing to lose aja.
Appreciate yourself. Kasih penghargaan buat diri sendiri di tiap pekerjaan yang kita lakukan, mau apapun itu hasilnya. Berhasil atau tidak, kita harus bisa menghargai segala usaha dan kerja keras yang udah kita lakuin dengan gitu kita nggak akan merasa burnout dengan apa yang kita lakukan.
Foto: Shutterstock