MY LOOKS
MY BODY
MY LIFE
WHAT'S NOW
I AM FAST 3000
SOFTEX FOR UNICEF
FIRST PERIOD
PRODUCT
My Body
MY BODY

Hot Flashes, Kepanasan Karena Gejala Menopause?

Apakah kamu pernah mengalami kepanasan secara perlahan atau tiba-tiba?  Bisa jadi kamu mengalami hot flashes atau hot flushes. Yaitu rasa panas yang biasa dirasakan ketika mau menopause atau perimenopause, tahap sebelum menstruasi berhenti total.

 

KAYAK APA SIH RASANYA HOT FLASHES ITU?

Biasanya sensasi rasa panas ini paling intens dirasakan di area wajah, leher, lengan, dan dada. Kulit kita bisa berwarna kemerahan, kulit terasa hangat, berkeringat, dan kesemutan di jari-jari. Detak jantung terkadang akan meningkat karena rasa panas, hal ini biasanya akan berlangsung 30 detik hingga 10 menit, tapi bisa juga lebih lama dari ini. Gejalanya bisa berbeda di tiap individu.

 

Kalau kehilangan banyak panas tubuh, kita mungkin akan ngerasa kedinginan di malam hari. Selain itu, keringatan di malam hari bisa juga karena hot flashes, dan gak jarang hal ini mengganggu waktu tidur kita.

 

HOT FLASHES ITU KARENA APA SIH?

Penyebabnya sih belum diketahui secara pasti, tapi para dokter berpikir fluktuasi level hormon estrogen mempengaruhi pembuluh darah, sehingga menyebabkan perubahan mendadak yang memicu hot flashes.

 

SEBAB LAIN YANG DIANGGAP MENYEBABKAN HOT FLASHES

Ada 3 faktor lain yang umum dianggap jadi penyebab hot flashes, yaitu:

Obesitas, penumpukan lemak bisa membuat kerja metabolisme tubuh kita jadi melambat. Sehingga tubuh pun jadi lambat membakar lemak dan kelebihan lemak bikin kita mudah kepanasan.

Makanan dan minuman, seperti makanan pedas, berkafein, dan alkohol bisa memicu hot flashes karena menaikkan suhu tubuh.

Cemas dan stres berlebih, ketika mengalami hal ini, hormon adrenalin akan meningkat dan menghasilkan sensasi hangat dari dalam tubuh.

 

SIAPA AJA YANG BISA MENGALAMI HOT FLASHES?

Walaupun hot flashes sering dikaitkan dengan menopause, namun, menurut Beth Battaglino, RN, CEO dari Healthy Women, sebuah LSM terkait kesehatan wanita, nyatanya kondisi ini bisa dialamin oleh siapapun. Kapanpun dan dengan berbagai penyebab yang berbeda. Bahkan hot flashes bisa juga dialamin laki-laki.

Transisi menuju menopause biasanya mulai diantara umur 45 – 55 tahun. Seseorang mencapai masa menopause setelah satu tahun gak mendapatkan menstruasi (haid). Sementara kalau umur kita 20 – 30 tahunan ngalamin hot flashes yang mendadak, bisa jadi ada masalah lain. Seperti demam, infeksi, atau inflamasi.

 

CARA SEDERHANA MENGATASI HOT FLASHES

Ketika hot flashes datang, beberapa cara sederhana di bawah bisa bantu mengatasinya:

Atur suhu kamar atau ruangan menjadi lebih sejuk. Lalu pakai, pakaian yang loose dan light yang gak bikin gerah serta nyaman.

Bernapas secara perlahan (meditasi napas). Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan (6-8 kali tarikan per menit). Lakukan tiap hari, pagi dan malam sebelum tidur selama 15 menit. Atau ketika hot flashes datang. Ini untuk menenangkan pikiran karena kita cenderung panik ketika kepanasan.

Batasi konsumsi kafein. Makanan pedas, asin, alkohol, dan terutama hindari rokok.

Makan dengan gizi seimbang yang bisa memenuhi nutrisi tubuh kita. Pilih makanan yang mengandung protein (daging, telur, yogurt), lemak baik (terutama asam lemak omega-3 seperti alpukat atau salmon), buah dan sayuran. Selain itu kontrol pula porsi makanan yang kita konsumsi.

Olahraga teratur. Gak perlu yang ribet. Jalan kaki, sepedaan, atau di kamar menari sambil nonton Youtube juga oke kok.

Mandi air dingin atau Kompres es. Kalau gak ada es, kamu bisa masukkin handuk ke kulkas dan tunggu hingga dingin. Lalu tinggal taruh deh di area leher atau wajah.

Pakai Softex Natural Cool+ pantyliner, ekstrak daun mint dan daun sirihnya bisa ngasih sensasi dingin dan mencegah lembap, sekaligus sebagai antiseptik alami untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan mengurangi bau akibat keringatan.

 


Foto: Shutterstock

Prev
Next

Bagikan artikel ke :