MY LOOKS
MY BODY
MY LIFE
WHAT'S NOW
I AM FAST 3000
SOFTEX FOR UNICEF
FIRST PERIOD
PRODUCT
My Life
MY LIFE

Alasan Kenapa Jadi Berbeda Itu Nggak Apa-Apa Banget!

 

 

In the land full of horses, be a unicorn! Jangan sampai lupa kalau berbeda itu sebenarnya bukan masalah besar.

 

Pada umumnya, orang-orang akan sering merasa nggak nyaman pas dihadapkan sama yang namanya perbedaan. Faktornya banyak, mulai dari nggak mau dianggap aneh sama lingkungan, FOMO (fear of missing out), atau sekedar merasa kalau hal yang beda justru melanggar apa yang selama ini kita yakini benar dan baik.  Padahal, menjadi beda belum tentu membawa diri seseorang ke arah yang negatif dan bakal dijauhi sama orang lain. Justru perbedaan bisa ngasih banyak sudut pandang yang nggak hanya diberikan dari satu aspek aja. Are you dare to be different?

 

KENAPA KITA TAKUT BANGET UNTUK BERBEDA?

 

 

Takut dibilang aneh, takut di-bully, takut nggak dianggap sama society, sampai takut menghadapi konflik yang terjadi, mungkin hal-hal ini yang kepikiran kalau kita coba mencari apa alasan yang kita takutin kalau-kalau berusaha jadi beda.

 

Hal ini sebenarnya wajar banget, kalo kita buka lagi pelajaran sosiologi, udah hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial emang ditakdirkan untuk selalu melakukan interaksi sama manusia lain dan ngebentuk perilaku-perilaku tertentu dari pengalaman yang ada di sekitarnya. Kita bergaul di sekolah sama temen-temen, di tempat bimbel, bahkan di lingkungan keluarga pun kita pasti ngobrol banyak sama Papa, Mama, ataupun Kakak. Dari lingkungan itu, terbentuklah kebiasaan dan perilaku yang serupa sebagai tanda yang mewakili dari kelompok tersebut. Nah, persamaan perilaku dan kebiasaan yang terbentuk sedikit banyak bikin seseorang gampang diterima sama lingkungan yang diinginkannya.

 

Tapi ngerasa nggak sih, ada beberapa hal yang memang kita nggak bisa paksain menjadi sama dan serupa. Kadang kita merasa penting untuk terlihat sama supaya mendapat validasi kalau kita bisa ‘blend in’ dan berlindung dari ketakutan-ketakutan di atas tadi.

 

Misalnya temen-temen kita janjian untuk dateng ke konser musik yang sebenarnya nggak kita suka-suka amat. Tapi demi keliatan sama (dan gaul?), kita jadi memaksakan diri buat ikutan padahal kita sendiri nggak bisa nikmatin suasananya. Atau misalnya saat temen-temen kita punya pacar dan cuma tinggal kita yang masih jomblo. Rasanya malu banget, kayak dunia bakal kiamat besok kalau kita nggak nemuin pacar dalam waktu dekat. Kita jadi ngerasa kalau apa yang kita alami sebagai suatu hal yang buruk banget dan nggak akan bisa diterima banyak orang.

 

Karena embel-embel validasi tadi, kita jadi lupa kalau kadang ‘persamaan’ yang kita bela-belain justru mengorbankan kenyamanan kita sendiri, karena kadang justru tindakan buat jadi sama malah jadi bertentangan sama diri kita. Jadi kalau begini, apa persamaan masih jadi hal yang wajar dan sah buat dilakukan, padahal kitanya nggak suka?

 

BENERAN DEH, JADI BEDA ITU NGGAK MASALAH!

Mungkin kita udah lupa, kalau dari dulu kita selalu diajarkan bagaimana caranya menghargai dan menghadapi perbedaan. Bukan cuma berbeda soal agama, budaya, ras, tapi juga sudut pandang dan juga personality dari kita sebagai seorang manusia. Banyak orang yang nggak sadar kalau takut akan perbedaan menandakan dirinya nggak percaya sama dirinya, punya self-esteem rendah dan meremehkan potensinya sendiri untuk menjadi stand out. Karena selama nggak merugikan pihak manapun, menjadi berbeda bukanlah pilihan yang salah. Yang salah justru kalau  apa yang kita pilih dan kita jalanin bertentangan sama apa yang kita rasakan, hanya karena takut didepak dari lingkungan.

 

Kita sering dengar slogan ‘dare to be different’ yang mengkampanyekan pribadi yang nggak takut buat jadi beda. Tapi, masih banyak dari kita yang berpikir kalau menjadi beda, menjadi minoritas, melawan arus, artinya jelek dan bakal memancing konflik. Padahal, ada banyak alasan yang harus kita tau kenapa jadi beda itu nggak apa-apa banget!

 

MELATIH KITA BERPIKIR KRITIS

Kenapa harus sama kalau menjadi beda malah bisa bikin lebih happy? Awalnya emang susah buat nunjukin ke orang di sekitar kalau kita punya minat yang berbeda dengan mereka, atau dengan yang mereka harapkan. Tapi menjadi beda bisa melatih kita untuk berpikir kritis dan melihat sudut pandang yang berbeda dari biasanya. Misalkan dari zaman kakek buyut keluarga kita pasti harus jadi dokter, tapi hobi dan minat kita justru jadi desain grafis atau fotografi. Apakah keputusan kita buat nggak ikutan jadi dokter adalah keputusan yang salah? Pastinya nggak dong! Yang jelas, kita harus bisa membuktikan kalau langkah apapun yang kita tempuh punya sisi positif yang justru bisa bikin kita lebih berkembang, in our own way!

 

LEBIH BIJAK DAN SANTAI MELIHAT PERBEDAAN LAIN

Jadi berbeda artinya kita juga bisa lebih nerima kalau menghadapi orang lain yang juga mengambil langkah berbeda. Sedikit banyak kita akan terlatih untuk nggak judgmental, nggak mudah nerima stigma masyarakat, dan terbiasa untuk mengasah empati kita untuk menempatkan diri sebagai posisi orang lain. Satu geng udah punya pacar dan kita belum, nggak akan jadi pikiran berat karena kita tau kalau menjadi jomblo bukanlah status yang ‘ngenes’, tapi bisa di-twist dengan jadi jomblo berkualitas yang punya value berbeda dan nggak kalah unik. We will know whenever we are ready, dan nggak jarang value dan keunikan kita bisa menarik perhatian cowok-cowok yang juga nggak kalah berkualitas.

 

LESS REGRET, LESS DRAMA

Setelah menerima kalau diri kita itu berbeda, segala keputusan yang diambil tentunya dengan kesadaran penuh  diri kita sendiri dan bukan lagi tuntutan lingkungan. Kita jadi bisa menentukan langkah sesuai dengan kepribadian kita. Hal ini juga bisa meminimalisir rasa penyesalan yang ada di masa depan, kalau misalnya kita ambil keputusan karena ngikutin tren yang ada, atau paksaan lingkungan dan orang tua. Jadi, kemungkinan kita buat ngeluh “ah coba dulu ambil kuliah DKV aja” atau “Ah.. gimana ya kalau dulu gue serius jualan kaos” di masa depan udah nggak akan terucap lagi.

 

PEOPLE WILL LOVE YOU FOR YOU

Saat kita berhenti worry soal diri kita yang sebenarnya, rasa percaya diri, fokus, dan kepribadian kita juga akan lebih kuat. Personality yang kayak gini, sering bikin orang lain kagum dan tertarik dengan diri kita yang apa adanya. Orang akan mencintai kita diri kita dengan tulus dan bukan karena ada maunya aja, tapi mereka percaya bisa mengandalkan kita dari segi apapun dan nggak fake.

 


Foto: Shutterstock

 

Prev
Next

Bagikan artikel ke :